KOMUNIKASI DAN PERUBAHAN SOSIAL: ISLAM DAN BUDAYA LOKAL

 KOMUNIKASI DAN PERUBAHAN SOSIAL: ISLAM DAN BUDAYA LOKAL

Siti Amtsalus Sholihah-04010521036- Ilkom e2

Komunikasi perubahan sosial adalah dua hal yang berkesinambungan karena komunikasi dan perubahan sosial merupakan penyimpangan nilai-nilai, norma-norma, pola tingkah laku dan sikap yang seharusnya tidak dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. 

Perubahan sosial yaitu suatu proses sosial meliputi seputar prespektif kehidupan manusia yang menghadapi pergeseran, pergantian atau perubahan cara dan bentuk. Sebagai proses sosial, keberadaan dan komunikasi masyarakat (baik makro maupun mikro) tidak terlepas dari dinamika perubahan sosial. Karena komunitas merupakan wadah nilai perubahan dan komunikasi sebagai agen atau penggerak perubahan. Kemajuan teknologi dan informasi yang pesat telah mengubah proses komunikasi antar masyarakat.

Perubahan sosial biasanya bisa muncul karena pengaruh alami (kultural) maupun faktor yang dibuat oleh manusia (struktural). Faktor struktural ini yang memiliki kaitan erat dengan adanya interaksi sosial. 

Dan salah satu penyebab perubahan sosial dalam masyarakat yaitu agama dan kebudayaan lokal, islam sebagai agama mayoritas masyarakat Indonesia tentu saja memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kebiasaan" masyarakat sehari-hari namun agama Islam tidak juga menghilangkan budaya lokal yang sudah ada sejak jaman dahulu. 

relasi antara agama islam dan budaya lokal yaitu agama menyebarkan ajarannya salah satunya melalui budaya dan budaya membutuhkan agama untuk melestarikannya. Agama tidak serta-merta menghapus budaya dalam masyarakat, yang beberapa memang tidak sesuai dan bertolak belakang dengan nilai-nilai agama. Akan tetapi, agama lebih menggunakan budaya untuk media dakwah sekaligus masuk dalam budaya dengan menyesuaikan apa yang boleh atau sesuai dengan ajarannya Di sini agama berperan untuk memfiltrasi berbagai norma dan nilai dari kebudayaan, misalkan: budaya wayang, tumpengan, Sedekah laut, budaya ’nganteuran’ dan sebagainya. Ini juga meliputi relasi antara manusia dengan alam, atau antara manusia dengan makhluk lainnya, seharusnya bukan merupakan relasi antara penakluk dengan yang ditaklukan, hamba dengan tuannya, melainkan sebuah relasi harmonis, yang mengutamakan kebersamaan, cinta dan kasih sayang. Hal ini pun pada dasarnya telah diajarkan oleh agama, interaksi yang bersifat harmonis itu, adalah interaksi yang saling memperhatikan perkembangan situasi antara satu dengan yang lainnya. Ini merupakan prinsip pokok yang merupakan landasan interaksi antara manusia dengan makhluk lainnya, termasuk kepada alam, dan keharmonisan hubungan ini pula yang menjadikan tujuan dari segala etika agama (Haidi Hajar Widagdo, Sebuah Upaya Penyelarasan antara Budaya Mistis dengan Pelestarian Lingkungan,2012).


Refrensi:

Buku pengantar komunikasi perubahan sosial halaman 3-4

(https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=bcuXDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=info:bdhdRbll2rcJ:scholar.google.com/&ots=a9phbiVvjE&sig=hT0s9306Ko3vLEbSKWusnA1VtN4&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false) 

https://journal.bungabangsacirebon.ac.id/index.php/etos/article/download/534/460/

https://www.slideshare.net/danishEPratiwi/komunikasi-dan-perubahan-sosial

https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/penyelarasan-agama-dan-budaya


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh media sosial terhadap perilaku perubahan komunikasi

PENGERTIAN SISTEM KOMUNIKASI